Posted in story, travel

Waisak Trip..Oh ya?

Sejak baca postingan neng Teppy tentang perayaan Waisak di Borobudur dan lihat film Arisan 2, saya punya keinginan buat lihat perayaan Waisak dan pelepasan lampion di Borobudur.

Singkat cerita, keinginan itu terkabul tahun ini, bersama teman sekantor saya Uyun dan teman-temannya kami berangkat Jumat ini ke Semarang ala Backpacker. Kenapa Semarang? karena rencana awal kita mau main dulu disana, tapi seiring berjalan waktu itinerary berubah, jadinya rafting di Sungai Elo, lihat pelepasan lampion di Borobudur, trekking Gunung Purba, tubing di Goa Pindul dan body rafting di Sungai Oyo.

Meeting point 24 Mei 2013 jam 20.00 di Stasiun Pasar Senen, jam 22.10 kereta berangkat. Alhamdulilah ya, dengan tiket kereta ekonomi seharga Rp 33.500,- dapat AC, tempat duduk, jarang penjual asongan, nyaman deh pokoknya dan hampir 1 gerbong diisi oleh rombongan kita. Karena berhubung waktu itu belum banyak yang kenal, jadi ya saya tidur saja seperti biasanya kalau lagi di kereta 😀

Sabtu, 25 Mei 2013 pukul 07.00 sampailah kita di Stasiun Semarang Poncol dan langsung cabut dengan bis yang sudah kita sewa ke Kampung Ulu. Sampai sana, teman-temang yang lain langsung rafting di Sungai Elo. Saya, Uyun, Lala, Aya dan Ragil tidak ikut, kebetulan saya dan Uyun gagal paham waktu memilih paket perjalanan :)) . Jadi duduk cantik sambil makan-makan di Kampung Ulu saja. Pukul 16.00 kita mulai beranjak ke Borobudur, di tengah jalan kita semua jalan kaki karena semakin macet dan informasi pukul 17.00 sudah tidak boleh masuk Borobudur.

Sudah jalan cepat pakai ngebut, eh Bpk EO-nya belum muncul-muncul juga padahal beliau yang bawa tiketnya. Akhirnya kita nunggu sambil apa lagi kalau bukan foto-foto narsis dan minum Ronde. Pukul 16.50 si Bpk EO muncul, saya beli souvernir bentar di depan loket tiket dan dengar salah satu teman teriak sudah bisa masuk, namun ketika balik kanan sudah tidak melihat sama sekali anggota rombongan.

Paniklah saya, dan yang terpikir hanya masuk Borobudur karena saya pikir teman-teman sudah berhasil masuk. Begitu sampai dalam tidak melihat siapa-siapa, saya kira mereka sudah di atas Borobudur, larilah saya kesana. Sampai atas lihat-lihat sekitar tetap tidak nemu, dan sudah mulai diumukan harus turun karena ritual sudah mau dimulai. Akhirnya turunlah saya dan pindah ke daerah dekat altar, sampai sana tidak ada teman-teman yang dapat saya temui dan sinyal telp lagi jelek banget!!! Telp, SMS dan BBM Uyun tidak bisa sama sekali dan hanya contact dia yang saya punya diantara 30 orang anggota rombongan -__-

Kemudian ada pengumuman anak hilang, pergilah saya ke bagian pusat informasi untuk minta tolong diumukan kalau saya kehilangan rombongan. Begitu masuk tenda pengumuman pusat informasi, panitianya ngira saya ibunya anak yang hilang tsb…yaa..sallam…

Sudah diumukan beberapa kali, teman-teman saya tidak ada yang muncul di tenda pusat informasi. Dan panitianya menanyakan apa benar  teman-teman saya sudah berhasil masuk karena jika sudah harusnya mereka dengar. Sudah nunggu sekian lama, akhirnya SMS saya ke Uyun masuk dan dibalas, saya telp ga bisa. Akhirnya ada yang berhasil contact saya, Doring. Sudah telp ama dia berkali-kali, sudah saling ngasih petunjuk tetap tidak ketemu, ternyata kita gagal paham karena Doring pikir saya masih belum berhasil masuk padahal saya sudah ada di atas…laalallaa yeyeye.

Long story but short akhirnya berhasillah ketemu satu per satu rombongan yang ternyata saling terpisah juga, gerimis yang dari sore turun makin deras menjadi hujan. Akhirnya beberapa teman rombongan mengusulkan turun saja karena mengingat agenda kita yang besok masih banyak dan berat.

Tapi masih ada beberapa yang masih mau diatas, waktu turun sudah mulai hujan itu, ya ampun itu malam minggu paling epic dalam hidup saya, bagaimana tidak lari-lari dalam hujan deras macam di sinetron yang pemerannya sedang patah hati *halah* , nyari bis ga ketemu, Bpk EO hilang entah dimana. Akhirnya numpang neduh di toko orang, pinjam payung dan saya sama Mbk Wiwit mulai nyari Bpk EO sambil yang lain pesan teh hangat.

Akhirnya ketemu Bpk EO yang sedang apa pemirsa? sedang tidur saja di sebuah tempat makan. Mbk Wiwit jengkel, tidak mau bangunin Bpk-nya maunya manggil teman-teman yang lain dan menggrebek *halah bahasanya * :)) .

Akhirnya balik lagi ke toko sambil balikin payung dan kita ke tempat Bpk tadi tidur buat apa? bangunin? Oh tidak tentunya, buat makan bakso di warung sebelah tempat makan Bpk EO tidur tadi :))

Setelah kelar makan bersama teman-temang yang ternyata tingkat kemiringan otaknya sama ini, nengok ke tempat makan sebelah Bpk-nya sudah hilang…cakep kan cyiiin!!

Eh, tidak lama kemudian bis kita lewat, udah lari-lari stop bis-nya, Bpk EO telp nanya kita ada dimana kita bilang ada di bis dan Bpk EO-nya entah ada dimana, sumpah absurd abis kejadian sepanjang malam itu :))

Terus kelompok rombongan kita yang lain belum ketemu dan sinyal telp masih jelek saja, berhasil dihubungi tapi nanti ga jelas atau putus-putus. Teman-teman yang baru turun itu sudah lemah sekali kondisinya, ada yang pingsan, kram perut, dll.

Bis kita juga tidak bisa menjemput mereka di pintu keluar, karena memang dilarang. Akhirnya cari-mencarilah via telp, akhirnya Doring dan Ragil berhasil nemuin bis kita. Satu per satu mulai berdatangan sambil marah-marah, ngerti sih memang sudah pada capek dan lapar, tapi itu kan kan ga menyelesaikan masalah.

Pukul 01.30 dini hari akhirnya kita sampai di rumah Bpk EO, setelah jemput Chika di Puskemas karena dia pingsan, kita nginap di rumah sih Bpk ini. Sudah tidur ala pindang saja, ada yang di depan TV, ada yang di teras, kamar bahkan dapur…iya itu si Fahri.

 

foto di dalam Goa Pindul
foto di dalam Goa Pindul

Suasana sudah mulai ga enak sebenarnya sejak malam, akhirnya kelompok terpecah jadi 2 yang mau ke jalan-jalan sendiri dan yang meneruskan itinerary.

Jam 09.30 kita yang meneruskan itinerary mulai jalan ke Goa Pindul di Gunung Kidul, tubing disana dan body rafting di Sungai Oyo, sumpah itu fun banget…sudah ga kepikiran kejadian hari Sabtu yang absurd itu.

narsis sebelum memulai tubing Goa PIndul
narsis sebelum memulai tubing Goa PIndul

Sebenarnya banyak hal yang tidak menyenangkan, tapi saya memilih untuk mengingat yang baik-baik saja dari perjalanan ini. Karena memang hal itu yang ingin saya ingat 🙂

Terima kasih buat Uyun dan teman-teman Manja Tripper yang sudah mengizinkan saya bergabung dan sangat welcome sekali, semoga bisa ikut next trip kalian 🙂

Untuk isu yang beredar bahwa banyak pengunjung Borobudur yang tidak sopan, memang benar. Saya sendiri kebetulan mengalami, waktu itu lagi di tenda informasi karena masih belum ketemu teman-teman. Lalu ada 2 mbk-mbk datang complaint kalau mereka merasa terganggu dengan pengunjung yang menggunakan payung, karena mereka tidak bisa melihat dengan jelas. Mas panitia sudah menerangkan, tidak dapat memberikan pengumuman karena acara sudah dimulai, tapi mbk ini tetap mau diumumkan dengan alasan sudah mengadu ke panitia di belakang tapi tidak dihiraukan. Saya mencoba membantu si mas panitia ini, karena saya heran sama mbk2 ini kenapa keukeh sekali mau dimumkan ke pengunjung padahal mas panitianya sudah menjelaskan dengan baik-baik bahwa tidak diumukan karena doa sudah dimulai. Akhirnya saya bilang, mbk saya kehilangan rombongan dan sudah tidak diumukan lagi karena sudah pukul 19.00 para Bikhsu sudah mulai berdoa, kalau sebelum pukul 19.00 pasti diumumkan kok. Akhirnya mereka pergi dengan muka bete.

Yang buat saya heran, sebagai pengunjung harusnya mereka bisa paham bahwa prioritas acara ini adalah para umat Budha yang ingin beribadah, bukan mereka yang jadi pengunjung dan ingin foto-foto. Harusnya kita menghargai dan menghormati mereka, kalau saya yang beribadah mungkin sudah marah-marah kali ya…secara sudah berisik banyak lampu flash dimana-mana.  Saya paham, kita semua datang jauh-jauh untuk melihat perayaan Waisak dan pelepasan lampion, tapi bukan berarti kita lupa bahwa ada hal yang harus kita hormati yaitu umat Budha yang sedang beribadah. Kita tidak sedang nonton sirkus lho, yang kalau acara jelek kita bisa ngomel-ngomel.

Mari merenung kembali, tujuan kita apa, cara yang kita lakukan sudah benar belum. Info yang saya dapat akhirnya pelepasan lampion diadakan hari Minggu malam, saya tidak kecewa karena gagal melihat acara itu walaupun sudah jauh-jauh kesana, saya hanya berpikir mungkin kegagalan kemarin bisa menjadi alasan buat saya untuk ke sana lagi tahun depan 🙂 .

narsis bin kurang kerjaan demi mengisi waktu menungggu bpk EO
narsis bin kurang kerjaan demi mengisi waktu menungggu bpk EO

Dan jika memang acara ini akan ditutup tahun depan jika pengunjung seperti kemarin, saya pun akan menghargai keputusan itu. Dan saya percaya masih ada next time untuk melihat pelepasan lampion, semoga tahun depan bisa lihat sama pasangan 😀 *ada amin disana* …

One thought on “Waisak Trip..Oh ya?

Leave a comment