Pada pelajaran IBD kali ini ada tugas untuk mengomentari salah satu puisi terkenal. Dan saya memutuskan untuk mengomentari puisi berjudul Aku karya Chairil Anwar. Alasan saya memilih puisi ini adalah karena saya yang sudah lama berkenalan dengan puisi ini, kebetulan dulu ketika sekolah bapak/ibu guru Bahasa Indonesia sering memberi tugas untuk membaca puisi di depan kelas dan puisi Aku ini salah satunya. Bagi yang belum tahu isi puisi Aku ini atau mungkin untuk me-refresh ingatan tentang puisi Aku, di bawah ini akan saya cuplikan puisi Aku dari 3 bahasa berbeda.
Versi Bahasa Indonesia :
Aku
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Versi Bahasa Inggris :
If my time should come
I’d like no one to entice me
Not even you
No need for those sobs and cries
I am but a wild animal
Cut from its kind
Though bullets should pierce my skin
I shall still strike and march forth
Wounds and poison shall I take aflee
Aflee
‘Til the pain and pang should dissapear
And I should care even less
I want to live for another thousand years
Versi Bahasa Belanda :
Als mijn tijd gekomen is
wil ik van niemand rouw
Ook niet van jou
Niks geen gesnik en gesnotter
Ik ben een eenling geworden
Uitgestoten uit de horde
Laat kogels mijn huid doorboren
Ik blijf tekeergaan en schoppen
Wonden en gif voer ik mee op mijn vlucht
Vlucht
Tot de schrijnende pijn zal verdwijnen
En ik zal er nog minder om geven
Ik wil nog duizend jaar leven
Komentar :
Menurut saya puisi ini menceritakan tentang kejujuran, semangat hidup dan perjuangan. Saya tidak tahu pasti tapi sepertinya Chairil Anwar menulis puisi ini dengan menuangkan apa yang sedang dia rasakan saat itu. Tentang bagaimana perasaan ketika ajal menjemputnya dan dia tidak ingin ditangisi dan menggagp bahwa dirinya hanyalah orang biasa seperti apa yang diungkapkan melalu kata-kata “aku ini binatang jalan”.
Dalam puisi ini juga diungkapakan bahwa meskipun dalam kondisi susah kita harus tetap semangat dan pantang menyerah. Karena kesusahan itu akan hilang dengan sendirinya jika kita mampu melewatinya dan kita harus tetap semangat seakan-akan kita akan hidup seribu tahun lagi.
*versi jawa sak karepe dhewe*
Lek wis tekan wayahku
Ora gelem enek sing ngerayu
Ora kowe pisan
Ora usah nangis2 kuwi
Aku iki kewan ala
Keguwak saka kumpulane
Masio peluru nembus kulitku
Aku tetep ngradang nerjang
Tatu lan wisa tak gawa mlayu
Mlayu
Nganti ilang kabeh perih
Lan aku bakal luwih ora perduli
Aku pengen urip sewu taun maneh
@andyan
keren juga terjemahan lu yan….
Saya jadi inget puisi ini lagi… semenjak pelajaran Bhs Indonesia di SMA… π¦
@asop
kalau ini puisi saya jaman SMP…so nice 4 me
Baca puisi ini aku jadi ingat waktu lomba baca puisi
tingkat SMP di Universitas Riau…
Wah, rajin ikut lomba baca puisi ya? π
keren! mnta izin download yaah…mo nunjukin k pembimbing klo Indonesia jg punya puisi yg dibanggakan
silahkan
monggo π
monggo …
Yen wektu ku wes teko
Aku ra pengen sopopun ngerayu
Ora kowe pisan
Ra perlu senggrak senggruk
Aku iki kewan galak
Soko grombolan seng dhi guwak
Ben pelor njebol kulet ku
Aku tetep mbrutal
Koreng wiso tak gowo mblayu
Mblayu
Nganti ilang roso ngilu
Lamun aku ra perdhuli
Aku pengen urep sewu taon meneh.
If you don’t mind. Visit my blog and view my poems there.
katadanbatu.blogspot.com
blh saya tnya? bahasa daerah tonsea ada? yg dari minahasa utara daerahnya…. mksih sebelumnya!!!